Ancaman Kematian Karier

Written By Unknown on Kamis, 07 November 2013 | 10.19

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam buku The Geography of Bliss, Erick Weiner memiliki banyak cerita tentang cara orang bisa bahagia. Weiner berkeliling dunia hanya untuk mengetahui patokan kebahagiaan masyarakat di suatu negara. Salah satu bab yang menarik adalah saat ia menceritakan bagaimana orang Islandia—negara yang dinginnya minta ampun tapi makmur itu—dinobatkan sebagai salah satu bangsa paling bahagia di muka bumi.

Judul untuk cerita di Islandia cukup provokatif: Happiness is Failure. Kebahagiaan itu didapat dari kegagalan. Orang Islandia, menurut Weiner, adalah orang yang hampir tidak pernah menyesal. Itu karena mereka tak pernah terjebak—atau menjebak diri mereka—dalam kesalahan. Jika melakukan kekeliruan, mereka akan mengoreksinya dengan mudah. Akibatnya, mereka tidak takut untuk mencoba. Toh, nanti bisa memperbaikinya.

Termasuk soal pekerjaan. Di sana Weiner bertemu seorang produser musik yang dalam hidupnya sudah berganti-ganti pekerjaan melebihi jumlah jari di tangan. Ia lulusan sains, pernah bekerja di sektor keuangan dan legal, tapi terakhir menyadari ternyata minatnya di bidang musik. Di negara dengan penduduk hanya 400 ribu jiwa dan pendapatan per kapita US$ 40 ribu, orang bisa berganti pekerjaan semudah memilih warna celana dalam.

Di Indonesia, berganti-ganti pekerjaan tentu tak bisa dilakukan seperti di Islandia. Menurut klaim pemerintah, tahun ini ada 7,17 juta orang penganggur. Kenyataannya, jumlah orang tanpa pekerjaan jauh lebih banyak. Sudah syukur seseorang bisa memiliki pekerjaan meski tak sesuai minat.

Akibatnya, menurut seorang career coach Rene Suhardono, "Orang bekerja tanpa passion." Kualitas pekerjaan pun pas banderol. Di kantor, kita tersiksa oleh pekerjaan, segera ingin pulang. Pekerjaan tambahan bukan dianggap sebagai tantangan, tapi beban. Kematian karier pun tinggal menunggu waktu.

Untuk orang yang terjebak dalam neraka karier seperti itu, Rene mengusulkan agar segera mencari pekerjaan baru yang sesuai. Tentu tidak mudah, tapi peluang kesuksesan lebih terbuka. Keengganan kita untuk keluar dari pekerjaan yang kita jalani saat ini, meski menyiksa, adalah bayang-bayang kehilangan gaji yang sudah tetap.

QARIS TAJUDIN

Topik Terhangat
Vonis Fathanah | Dinasti Banten | Roy Suryo Marah di Pesawat | Suap Akil Mochtar | Amnesti TKI |

Berita Terpopuler
Pesaing Whulandary dari Honduras dan Nikaragua
Wirausaha Anak Dalam Kidpreneur Award 2013
Rancangan Stella, Peggy, dan Rinda: Magnet Wanita
Ini 10 Merek Parfum Kesukaan Ratu Atut
CardioMind, Konsep Fashion 2014 Susan Budiharjo  

 


Anda sedang membaca artikel tentang

Ancaman Kematian Karier

Dengan url

http://metropolitstyl.blogspot.com/2013/11/ancaman-kematian-karier.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Ancaman Kematian Karier

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Ancaman Kematian Karier

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger