Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Kesalahan Sepele Saat Wawancara Kerja

Written By Unknown on Selasa, 24 Februari 2015 | 10.19

TEMPO.CO, Jakarta - Wawancara adalah tahap penting bagi perusahaan untuk menilai calon karyawan yang akan dipekerjakan di kantor mereka. Dengan wawancara, perekrut akan mengetahui kepribadian dan kesiapan pelamar. Namun, berdasarkan data yang dikumpulkan Collegeatlas.org, masih banyak yang tidak menyadari kesalahan mereka saat diwawancara oleh pihak kantor.

Berdasarkan hasil survei, kesalahan nonverbal adalah yang paling tidak disadari pelamar. Misalnya, sebanyak 67 persen pelamar tidak melakukan kontak mata, hanya 47 persen yang mengetahui profil perusahaan, dan 38 persen tidak tersenyum. Padahal, tiga poin di atas merupakan penilaian yang penting.

Selain itu, 33 persen pelamar masih memiliki postur tubuh yang jelek dan terlalu gelisah, 26 persen tidak bersalaman dengan benar, dan 9 persen terlalu banyak menggerakkan tangan.

Di lain pihak, ada tiga hal umum yang dilihat oleh perusahaan saat mewawancarai pelamar. Sebanyak 55 persen melihat dari cara berpakaian, bertindak, dan cara masuk ke pintu. Sekitar 33 persen menilai dari suara, tata bahasa, dan rasa percaya diri pelamar, sementara 7 persen melihat dari kata-kata yang diucapkan.

"Ada empat cara bagi pelamar agar sukses saat sesi wawancara. Pertama, mereka harus mengenal betul perusahaan tersebut; kedua, secara spesifik menjelaskan posisi yang ingin diisi; ketiga, menjelaskan kelebihan untuk posisi tersebut; dan keempat, siap menjelaskan jenis pekerjaan Anda sebelumnya," tulis Collegeatlas.org.

RINDU P HESTYA | COLLEGE ATLAS

Berita Lain:
Tidur Siang Bantu Proses Belajar Balita
Pria Cenderung Abaikan Gangguan Makan
Delapan Tip Memilih Jas
6 Alasan untuk Joging
Pasien Parkinson Bisa Mandiri dengan Google Glass


10.19 | 0 komentar | Read More

Pasien Parkinson Bisa Mandiri dengan Google Glass  

TEMPO.CO, Newcastle - Selain membuat hidup jadi mobile, kemajuan perangkat teknologi juga bisa digunakan untuk membantu pasien. Tim peneliti dari Newcastle University Newscastle, Inggris, melakukan penelitian bahwa Google Glass bisa membantu hidup pasien parkinson untuk memantau gejala dan kehidupan sosial.

Para peneliti mengadakan lokakarya dengan pasien parkinson dan kemudian membiarkan mereka menggunakan Google Glass di rumah. Salah satu partisipan, Lynn Tearse, 50 tahun, menjelaskan bahwa peranglat kacamata ini sangat membantu dirinya untuk berkomunikasi.

"Saya mencoba dengan perintah suara dan ini benar-benar hebat. Saya bisa menggunakannya untuk mengambil foto, mencari informasi di Internet, melakukan panggilan, bahkan berkirim pesan," kata Tearse, seperti dilaporkan situs ABC News, Jumat, 11 April 2014.

Sensor kecil pada Google Glass dapat mengawasi gerakan mata dan kepala sebagai peringatan kepada pasien jika mulai menunjukkan gejala. Jika gejala terdeteksi lebih cepat, pasien bisa mengkonsumi obat lebih dulu agar reaksinya bisa diminimalisir.

Dr John Vines, kepala penelitian, menjelaskan bahwa Google Glass mengembalikan kendali penderita parkinson agar lebih mandiri. Perangkat ini bisa digunakan untuk pengingat, mempermudah komunikasi, dan aktivitas lainnya yang sulit dilakukan saat mereka kambuh.

Penderita parkinson mengalami suatu kondisi neurologis progesif yang mengakibatkan hilangnya kontrol motor rigidty, tremor, dan melambatnya gerakan. Penyakit ini sudah menjangkiti 10-50 juta orang di dunia.

RINDU P HESTYA | ABC NEWS

Berita Lain:
Tidur Siang Bantu Proses Belajar Balita
Pria Cenderung Abaikan Gangguan Makan
Delapan Tip Memilih Jas
6 Alasan untuk Joging
Gadis Kecil Ini Menderita Penyakit Mata Langka


10.19 | 0 komentar | Read More

Pasien Parkinson Bisa Mandiri dengan Google Glass  

Written By Unknown on Minggu, 22 Februari 2015 | 10.19

TEMPO.CO, Newcastle - Selain membuat hidup jadi mobile, kemajuan perangkat teknologi juga bisa digunakan untuk membantu pasien. Tim peneliti dari Newcastle University Newscastle, Inggris, melakukan penelitian bahwa Google Glass bisa membantu hidup pasien parkinson untuk memantau gejala dan kehidupan sosial.

Para peneliti mengadakan lokakarya dengan pasien parkinson dan kemudian membiarkan mereka menggunakan Google Glass di rumah. Salah satu partisipan, Lynn Tearse, 50 tahun, menjelaskan bahwa peranglat kacamata ini sangat membantu dirinya untuk berkomunikasi.

"Saya mencoba dengan perintah suara dan ini benar-benar hebat. Saya bisa menggunakannya untuk mengambil foto, mencari informasi di Internet, melakukan panggilan, bahkan berkirim pesan," kata Tearse, seperti dilaporkan situs ABC News, Jumat, 11 April 2014.

Sensor kecil pada Google Glass dapat mengawasi gerakan mata dan kepala sebagai peringatan kepada pasien jika mulai menunjukkan gejala. Jika gejala terdeteksi lebih cepat, pasien bisa mengkonsumi obat lebih dulu agar reaksinya bisa diminimalisir.

Dr John Vines, kepala penelitian, menjelaskan bahwa Google Glass mengembalikan kendali penderita parkinson agar lebih mandiri. Perangkat ini bisa digunakan untuk pengingat, mempermudah komunikasi, dan aktivitas lainnya yang sulit dilakukan saat mereka kambuh.

Penderita parkinson mengalami suatu kondisi neurologis progesif yang mengakibatkan hilangnya kontrol motor rigidty, tremor, dan melambatnya gerakan. Penyakit ini sudah menjangkiti 10-50 juta orang di dunia.

RINDU P HESTYA | ABC NEWS

Berita Lain:
Tidur Siang Bantu Proses Belajar Balita
Pria Cenderung Abaikan Gangguan Makan
Delapan Tip Memilih Jas
6 Alasan untuk Joging
Gadis Kecil Ini Menderita Penyakit Mata Langka


10.19 | 0 komentar | Read More

Kesalahan Sepele Saat Wawancara Kerja

TEMPO.CO, Jakarta - Wawancara adalah tahap penting bagi perusahaan untuk menilai calon karyawan yang akan dipekerjakan di kantor mereka. Dengan wawancara, perekrut akan mengetahui kepribadian dan kesiapan pelamar. Namun, berdasarkan data yang dikumpulkan Collegeatlas.org, masih banyak yang tidak menyadari kesalahan mereka saat diwawancara oleh pihak kantor.

Berdasarkan hasil survei, kesalahan nonverbal adalah yang paling tidak disadari pelamar. Misalnya, sebanyak 67 persen pelamar tidak melakukan kontak mata, hanya 47 persen yang mengetahui profil perusahaan, dan 38 persen tidak tersenyum. Padahal, tiga poin di atas merupakan penilaian yang penting.

Selain itu, 33 persen pelamar masih memiliki postur tubuh yang jelek dan terlalu gelisah, 26 persen tidak bersalaman dengan benar, dan 9 persen terlalu banyak menggerakkan tangan.

Di lain pihak, ada tiga hal umum yang dilihat oleh perusahaan saat mewawancarai pelamar. Sebanyak 55 persen melihat dari cara berpakaian, bertindak, dan cara masuk ke pintu. Sekitar 33 persen menilai dari suara, tata bahasa, dan rasa percaya diri pelamar, sementara 7 persen melihat dari kata-kata yang diucapkan.

"Ada empat cara bagi pelamar agar sukses saat sesi wawancara. Pertama, mereka harus mengenal betul perusahaan tersebut; kedua, secara spesifik menjelaskan posisi yang ingin diisi; ketiga, menjelaskan kelebihan untuk posisi tersebut; dan keempat, siap menjelaskan jenis pekerjaan Anda sebelumnya," tulis Collegeatlas.org.

RINDU P HESTYA | COLLEGE ATLAS

Berita Lain:
Tidur Siang Bantu Proses Belajar Balita
Pria Cenderung Abaikan Gangguan Makan
Delapan Tip Memilih Jas
6 Alasan untuk Joging
Pasien Parkinson Bisa Mandiri dengan Google Glass


10.19 | 0 komentar | Read More

Pasien Parkinson Bisa Mandiri dengan Google Glass  

Written By Unknown on Jumat, 20 Februari 2015 | 10.19

TEMPO.CO, Newcastle - Selain membuat hidup jadi mobile, kemajuan perangkat teknologi juga bisa digunakan untuk membantu pasien. Tim peneliti dari Newcastle University Newscastle, Inggris, melakukan penelitian bahwa Google Glass bisa membantu hidup pasien parkinson untuk memantau gejala dan kehidupan sosial.

Para peneliti mengadakan lokakarya dengan pasien parkinson dan kemudian membiarkan mereka menggunakan Google Glass di rumah. Salah satu partisipan, Lynn Tearse, 50 tahun, menjelaskan bahwa peranglat kacamata ini sangat membantu dirinya untuk berkomunikasi.

"Saya mencoba dengan perintah suara dan ini benar-benar hebat. Saya bisa menggunakannya untuk mengambil foto, mencari informasi di Internet, melakukan panggilan, bahkan berkirim pesan," kata Tearse, seperti dilaporkan situs ABC News, Jumat, 11 April 2014.

Sensor kecil pada Google Glass dapat mengawasi gerakan mata dan kepala sebagai peringatan kepada pasien jika mulai menunjukkan gejala. Jika gejala terdeteksi lebih cepat, pasien bisa mengkonsumi obat lebih dulu agar reaksinya bisa diminimalisir.

Dr John Vines, kepala penelitian, menjelaskan bahwa Google Glass mengembalikan kendali penderita parkinson agar lebih mandiri. Perangkat ini bisa digunakan untuk pengingat, mempermudah komunikasi, dan aktivitas lainnya yang sulit dilakukan saat mereka kambuh.

Penderita parkinson mengalami suatu kondisi neurologis progesif yang mengakibatkan hilangnya kontrol motor rigidty, tremor, dan melambatnya gerakan. Penyakit ini sudah menjangkiti 10-50 juta orang di dunia.

RINDU P HESTYA | ABC NEWS

Berita Lain:
Tidur Siang Bantu Proses Belajar Balita
Pria Cenderung Abaikan Gangguan Makan
Delapan Tip Memilih Jas
6 Alasan untuk Joging
Gadis Kecil Ini Menderita Penyakit Mata Langka


10.19 | 0 komentar | Read More

Kesalahan Sepele Saat Wawancara Kerja

TEMPO.CO, Jakarta - Wawancara adalah tahap penting bagi perusahaan untuk menilai calon karyawan yang akan dipekerjakan di kantor mereka. Dengan wawancara, perekrut akan mengetahui kepribadian dan kesiapan pelamar. Namun, berdasarkan data yang dikumpulkan Collegeatlas.org, masih banyak yang tidak menyadari kesalahan mereka saat diwawancara oleh pihak kantor.

Berdasarkan hasil survei, kesalahan nonverbal adalah yang paling tidak disadari pelamar. Misalnya, sebanyak 67 persen pelamar tidak melakukan kontak mata, hanya 47 persen yang mengetahui profil perusahaan, dan 38 persen tidak tersenyum. Padahal, tiga poin di atas merupakan penilaian yang penting.

Selain itu, 33 persen pelamar masih memiliki postur tubuh yang jelek dan terlalu gelisah, 26 persen tidak bersalaman dengan benar, dan 9 persen terlalu banyak menggerakkan tangan.

Di lain pihak, ada tiga hal umum yang dilihat oleh perusahaan saat mewawancarai pelamar. Sebanyak 55 persen melihat dari cara berpakaian, bertindak, dan cara masuk ke pintu. Sekitar 33 persen menilai dari suara, tata bahasa, dan rasa percaya diri pelamar, sementara 7 persen melihat dari kata-kata yang diucapkan.

"Ada empat cara bagi pelamar agar sukses saat sesi wawancara. Pertama, mereka harus mengenal betul perusahaan tersebut; kedua, secara spesifik menjelaskan posisi yang ingin diisi; ketiga, menjelaskan kelebihan untuk posisi tersebut; dan keempat, siap menjelaskan jenis pekerjaan Anda sebelumnya," tulis Collegeatlas.org.

RINDU P HESTYA | COLLEGE ATLAS

Berita Lain:
Tidur Siang Bantu Proses Belajar Balita
Pria Cenderung Abaikan Gangguan Makan
Delapan Tip Memilih Jas
6 Alasan untuk Joging
Pasien Parkinson Bisa Mandiri dengan Google Glass


10.19 | 0 komentar | Read More

Pasien Parkinson Bisa Mandiri dengan Google Glass  

Written By Unknown on Kamis, 19 Februari 2015 | 10.19

TEMPO.CO, Newcastle - Selain membuat hidup jadi mobile, kemajuan perangkat teknologi juga bisa digunakan untuk membantu pasien. Tim peneliti dari Newcastle University Newscastle, Inggris, melakukan penelitian bahwa Google Glass bisa membantu hidup pasien parkinson untuk memantau gejala dan kehidupan sosial.

Para peneliti mengadakan lokakarya dengan pasien parkinson dan kemudian membiarkan mereka menggunakan Google Glass di rumah. Salah satu partisipan, Lynn Tearse, 50 tahun, menjelaskan bahwa peranglat kacamata ini sangat membantu dirinya untuk berkomunikasi.

"Saya mencoba dengan perintah suara dan ini benar-benar hebat. Saya bisa menggunakannya untuk mengambil foto, mencari informasi di Internet, melakukan panggilan, bahkan berkirim pesan," kata Tearse, seperti dilaporkan situs ABC News, Jumat, 11 April 2014.

Sensor kecil pada Google Glass dapat mengawasi gerakan mata dan kepala sebagai peringatan kepada pasien jika mulai menunjukkan gejala. Jika gejala terdeteksi lebih cepat, pasien bisa mengkonsumi obat lebih dulu agar reaksinya bisa diminimalisir.

Dr John Vines, kepala penelitian, menjelaskan bahwa Google Glass mengembalikan kendali penderita parkinson agar lebih mandiri. Perangkat ini bisa digunakan untuk pengingat, mempermudah komunikasi, dan aktivitas lainnya yang sulit dilakukan saat mereka kambuh.

Penderita parkinson mengalami suatu kondisi neurologis progesif yang mengakibatkan hilangnya kontrol motor rigidty, tremor, dan melambatnya gerakan. Penyakit ini sudah menjangkiti 10-50 juta orang di dunia.

RINDU P HESTYA | ABC NEWS

Berita Lain:
Tidur Siang Bantu Proses Belajar Balita
Pria Cenderung Abaikan Gangguan Makan
Delapan Tip Memilih Jas
6 Alasan untuk Joging
Gadis Kecil Ini Menderita Penyakit Mata Langka


10.19 | 0 komentar | Read More

Kesalahan Sepele Saat Wawancara Kerja

TEMPO.CO, Jakarta - Wawancara adalah tahap penting bagi perusahaan untuk menilai calon karyawan yang akan dipekerjakan di kantor mereka. Dengan wawancara, perekrut akan mengetahui kepribadian dan kesiapan pelamar. Namun, berdasarkan data yang dikumpulkan Collegeatlas.org, masih banyak yang tidak menyadari kesalahan mereka saat diwawancara oleh pihak kantor.

Berdasarkan hasil survei, kesalahan nonverbal adalah yang paling tidak disadari pelamar. Misalnya, sebanyak 67 persen pelamar tidak melakukan kontak mata, hanya 47 persen yang mengetahui profil perusahaan, dan 38 persen tidak tersenyum. Padahal, tiga poin di atas merupakan penilaian yang penting.

Selain itu, 33 persen pelamar masih memiliki postur tubuh yang jelek dan terlalu gelisah, 26 persen tidak bersalaman dengan benar, dan 9 persen terlalu banyak menggerakkan tangan.

Di lain pihak, ada tiga hal umum yang dilihat oleh perusahaan saat mewawancarai pelamar. Sebanyak 55 persen melihat dari cara berpakaian, bertindak, dan cara masuk ke pintu. Sekitar 33 persen menilai dari suara, tata bahasa, dan rasa percaya diri pelamar, sementara 7 persen melihat dari kata-kata yang diucapkan.

"Ada empat cara bagi pelamar agar sukses saat sesi wawancara. Pertama, mereka harus mengenal betul perusahaan tersebut; kedua, secara spesifik menjelaskan posisi yang ingin diisi; ketiga, menjelaskan kelebihan untuk posisi tersebut; dan keempat, siap menjelaskan jenis pekerjaan Anda sebelumnya," tulis Collegeatlas.org.

RINDU P HESTYA | COLLEGE ATLAS

Berita Lain:
Tidur Siang Bantu Proses Belajar Balita
Pria Cenderung Abaikan Gangguan Makan
Delapan Tip Memilih Jas
6 Alasan untuk Joging
Pasien Parkinson Bisa Mandiri dengan Google Glass


10.19 | 0 komentar | Read More

Pasien Parkinson Bisa Mandiri dengan Google Glass  

Written By Unknown on Rabu, 18 Februari 2015 | 10.19

TEMPO.CO, Newcastle - Selain membuat hidup jadi mobile, kemajuan perangkat teknologi juga bisa digunakan untuk membantu pasien. Tim peneliti dari Newcastle University Newscastle, Inggris, melakukan penelitian bahwa Google Glass bisa membantu hidup pasien parkinson untuk memantau gejala dan kehidupan sosial.

Para peneliti mengadakan lokakarya dengan pasien parkinson dan kemudian membiarkan mereka menggunakan Google Glass di rumah. Salah satu partisipan, Lynn Tearse, 50 tahun, menjelaskan bahwa peranglat kacamata ini sangat membantu dirinya untuk berkomunikasi.

"Saya mencoba dengan perintah suara dan ini benar-benar hebat. Saya bisa menggunakannya untuk mengambil foto, mencari informasi di Internet, melakukan panggilan, bahkan berkirim pesan," kata Tearse, seperti dilaporkan situs ABC News, Jumat, 11 April 2014.

Sensor kecil pada Google Glass dapat mengawasi gerakan mata dan kepala sebagai peringatan kepada pasien jika mulai menunjukkan gejala. Jika gejala terdeteksi lebih cepat, pasien bisa mengkonsumi obat lebih dulu agar reaksinya bisa diminimalisir.

Dr John Vines, kepala penelitian, menjelaskan bahwa Google Glass mengembalikan kendali penderita parkinson agar lebih mandiri. Perangkat ini bisa digunakan untuk pengingat, mempermudah komunikasi, dan aktivitas lainnya yang sulit dilakukan saat mereka kambuh.

Penderita parkinson mengalami suatu kondisi neurologis progesif yang mengakibatkan hilangnya kontrol motor rigidty, tremor, dan melambatnya gerakan. Penyakit ini sudah menjangkiti 10-50 juta orang di dunia.

RINDU P HESTYA | ABC NEWS

Berita Lain:
Tidur Siang Bantu Proses Belajar Balita
Pria Cenderung Abaikan Gangguan Makan
Delapan Tip Memilih Jas
6 Alasan untuk Joging
Gadis Kecil Ini Menderita Penyakit Mata Langka


10.19 | 0 komentar | Read More

Kesalahan Sepele Saat Wawancara Kerja

TEMPO.CO, Jakarta - Wawancara adalah tahap penting bagi perusahaan untuk menilai calon karyawan yang akan dipekerjakan di kantor mereka. Dengan wawancara, perekrut akan mengetahui kepribadian dan kesiapan pelamar. Namun, berdasarkan data yang dikumpulkan Collegeatlas.org, masih banyak yang tidak menyadari kesalahan mereka saat diwawancara oleh pihak kantor.

Berdasarkan hasil survei, kesalahan nonverbal adalah yang paling tidak disadari pelamar. Misalnya, sebanyak 67 persen pelamar tidak melakukan kontak mata, hanya 47 persen yang mengetahui profil perusahaan, dan 38 persen tidak tersenyum. Padahal, tiga poin di atas merupakan penilaian yang penting.

Selain itu, 33 persen pelamar masih memiliki postur tubuh yang jelek dan terlalu gelisah, 26 persen tidak bersalaman dengan benar, dan 9 persen terlalu banyak menggerakkan tangan.

Di lain pihak, ada tiga hal umum yang dilihat oleh perusahaan saat mewawancarai pelamar. Sebanyak 55 persen melihat dari cara berpakaian, bertindak, dan cara masuk ke pintu. Sekitar 33 persen menilai dari suara, tata bahasa, dan rasa percaya diri pelamar, sementara 7 persen melihat dari kata-kata yang diucapkan.

"Ada empat cara bagi pelamar agar sukses saat sesi wawancara. Pertama, mereka harus mengenal betul perusahaan tersebut; kedua, secara spesifik menjelaskan posisi yang ingin diisi; ketiga, menjelaskan kelebihan untuk posisi tersebut; dan keempat, siap menjelaskan jenis pekerjaan Anda sebelumnya," tulis Collegeatlas.org.

RINDU P HESTYA | COLLEGE ATLAS

Berita Lain:
Tidur Siang Bantu Proses Belajar Balita
Pria Cenderung Abaikan Gangguan Makan
Delapan Tip Memilih Jas
6 Alasan untuk Joging
Pasien Parkinson Bisa Mandiri dengan Google Glass


10.19 | 0 komentar | Read More
Techie Blogger