Kamis, 21 Maret 2013 | 04:02 WIB
TEMPO.CO, New York--Susu rendah lemak atau susu skim ternyata tidak mencegah anak-anak dari kemungkinan mengalami kelebihan berat badan saat masa usia prasekolah, demikian diungkapkan sebuah penelitian terbaru.
Temuan ini berlawanan dengan rekomendasi dari American Acedemy of Pediatrics (AAP) dan American Heart Association (AHA) yang meminta agar semua anak mengkonsumsi susu rendah lemak atau susu skim setelah berusia dua tahun untuk menurunkan asupan lemak dan menghindari kelebihan berat badan.
Salah seorang ahli yang tidak melakukan riset tersebut mengatakan bahwa temuan ini memunculkan sebuah pertanyaan menarik. "Selama bertahun-tahun, pesan untuk para orang tua sederhana saja, setelah berusia dua tahun, direkomendasikan untuk mengubah susu yang dikonsumsi anak Anda dengan susu skim atau rendah lemak," kata Marlo Mittler, dietarian di Cohen Children's Medical Center of New York di New Hyde Park. "Penelitian terbaru justru mengatakan bahwa kita harus memikirkan lagi hal tersebut."
Dalam riset tersebut, para ilmuwan mengumpulkan data mengenai konsumsi susu dari 11 ribu anak-anak di Amerika saat mereka berusia dua dan empat tahun. Mereka juga ditimbang berat badannya.
Jumlah anak yang obesitas atau kelebihan berat badan sekitar 30 persen pada usia dua tahun dan 32 persen saat berusia empat tahun. Anak-anak yang obesitas lebih cenderung untuk mengkonsumsi susu skim atau rendah lemak saat berusia dua tahun (14 persen) dan berusia empat tahun (16 persen) dibandingkan anak-anak yang berat badannya normal (sembilan persen saat berusia dua tahun dan 13 persen saat berusia empat tahun). Hasil temuan ini dipublikasikan di jurnal Archives of Disease in Childhood.
Secara logis, menyarankan anak untuk mengkonsumsi susu rendah lemak dimaksudkan untuk melindungi mereka dari kelebihan berat badan, tetapi faktanya lebih kompleks, ungkap ketua peneliti riset Mark Daniel DeBoer, associate professor di University of Virginia School of Medicine. Mereka mengatakan bahwa lemak susu kemungkinan meningkatkan rasa kenyang dan menurunkan nafsu makan anak-anak sehingga tidak ingin mengkonsumsi makanan lain yang tinggi kalorinya.
Mittler setuju dengan teori tersebut. "Banyak pertanyaan yang muncul mengenai seberapa banyak anak boleh minum dan seberapa jumlah konsumsi secara umum," kata dia seperti dikutip situs Health Day edisi 18 Maret 2013.
"Jadi jika AAP dan AHA bisa menjelaskan mengenai rekomendasi mereka, lebih baik mempertimbangkan asupan makanan anak-anak Anda secara keseluruhan," ujar Mittler. "Mengkonsumsi susu rendah lemak kemungkinan bukanlah satu-satunya cara untuk menghindari obesitas." Simak info kesehatan di sini.
HEALTH DAY I ARBA'IYAH SATRIANI
Baca juga:
Mencegah Ruam Merah akibat Diaper
Makan Sambil Membaca dan Menonton TV Bikin Gemuk
Junk Food Membuat Mood Tambah Memburuk
Waspadai Osteoporosis di Usia Produktif
Topik Terhangat: Krisis Bawang || Hercules Rozario || Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Anda sedang membaca artikel tentang
Susu Rendah Lemak Tak Cegah Obesitas Anak
Dengan url
http://metropolitstyl.blogspot.com/2013/03/susu-rendah-lemak-tak-cegah-obesitas.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Susu Rendah Lemak Tak Cegah Obesitas Anak
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Susu Rendah Lemak Tak Cegah Obesitas Anak
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar